Sabtu, 18 Desember 2010

Profosal Nikah

KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH. BARAKALLAHU !!
Latar Belakang
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".
Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).
Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.
Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di  majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.


 Setelah baca Proposal ini, masihkah anda menunda NIAT anda?

Jumat, 03 Desember 2010

Pesan Sang Ayah

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal : pertama jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, dan kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.



Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.



Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu : Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak.



Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibupun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung : Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris ,karena mempunyai jam kerja lebih lama.



Bagaimana dengan anda?

Kamis, 02 Desember 2010

Menjadi Sukses dengan Melayani

"Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda
tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak
perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan
hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih." -
Martin Luther King -

Beberapa hari lalu saya datang ke Bank BCA untuk sebuah transaksi. Ketika
selesai melakukan transaksi, teller dengan senyumnya yang ramah meminta saya
memilih salah satu kertas kecil yang sudah disiapkan di meja teller dan
memasukannya ke dalam kotak.
Ada dua pilihan dengan dua warna kertas yang
berbeda yang merupakan penilaiAn terhadap kinerja pelayanan si teller
tersebut. Rupanya Bank yang memiliki jutaan nasabah ini secara sadar
berorientasi untuk mencetak karayawan yang memiliki orientasi pada "customer
focus" dalam kinerjanya.

Pada hari lain saya memasuki banking hall bank Niaga untuk sebuah transaksi
juga. Mulai dengan memasuki ruangan, saya menjumpai personil dengan sikap
yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer
service, teller sampai ke manager cabangnya. Rupanya Bank ini secara sadar
juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling
menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam
tindakan nyata.

Derap persaingan dalam era kehidupan yang semakin komplek, apalagi dalam
dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan
kualitas dalam pelayanan, kalau ingin bertahan dalam persaingan. Organisasi
dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan sebagai bagian dari
perusahaan untuk tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan
merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus
berorientasi pada "customer focus" untuk memberikan kepuasaan pelanggan.

Marilah kita perhatikan pada setiap perusahaan-perusahaan besar, apa kunci
prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan di tengah maraknya
persaingan ? Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh
menjadi besar ?. Pasti Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting dalam
kesuksesannya adalah kesediaan untuk melayani pelanggannya. Maka banyak
perusahaan mengangkat tema "kepuasan pelanggan" menjadi bagian penting dalam
beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya
akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.

Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak
dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi
pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang
mau melayani? Mungkin beberapa langkah berikut ini perlu dipertimbangkan

1. Memandang pekerjaan adalah ibadah
Dalam hidup ini kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada
Allah Sang Pemilik Kehidupan dan kepada orang lain. Dengan demikian,
hendaknya setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah
berorientasi pada pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang
lain. Dengan memiliki kesadaran ini, maka pekerjaan adalah bagian dari
ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain.

Memiliki kesadaran memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dapat
memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik.
Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos dan
pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap
apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah
modal bagi kesuksesan kita.

2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.
Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, "Anda bisa memperoleh apa
pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain
memperoleh apa yang mereka inginkan." Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh
apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh
keinginannya.

Hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Kaya. Sebagai
rasa syukur terhadap kehidupan, kita harus menggunakannya untuk membantu
orang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Hal ini secara tegas
disebutkan oleh Allah bahwa kehadiran manusia ini mengemban amanah sebagai
wakil Allah dimuka bumi ini. Manusia memiliki kewenangan sebagai "khalifah"
penguasa kehidupan di muka bumi. Dengan demikian setiap orang mengemban
amanah untuk mensejahterakan kehidupan orang lain dan alam semesta ini.
Bukan menghancurkan orang lain dan alam semesta untuk kepentingannya
sendiri.

Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk
membantu banyak orang lain. Semakin banyak waktu kehidupan yang diberikan,
semakin banyak manfaat yang kita bagikan untuk orang lain. Dengan demikian,
hidup Anda akan jauh lebih bermakna.

3. Siapa Menabur Dialah Yang Akan Menuai

Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya
sangat sepaham dengan pepatah bijak ini, bahwa apa yang kita tabur akan kita
tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memamen
hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai
kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.

Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari, kalau rejeki yang kita
peroleh sesungguhnya melalui orang lain. Demikian juga apa yang kita peroleh
sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan,
maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan
dari sang pemilik pemilik atau pemimpin perusahaan. Demikian juga kalau kita
seroang pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari
sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memperhatikan suara
dan keluhan pelanggan. Dengan memperlakukan mereka secara baik dan
memuasakan, maka perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat
menghidupi pengushaa dan karyawannya.

Ingatlah bahwa kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih
yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan
yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan. Demikian
sebaliknya. Maka kalau inngin meraih kesuksesan, tanamkan benih-benih
pelayanan kepada orang lain, sehingga kita
kan menuai kemudahan-kemudahan
dalam kehidupan. Salam Motivasi Nurani Indonesia:
mailto:motivasiindonesia-subscribe%40yahoogroups.com

Sumber: Menjadi Sukses Dengan Melayani Oleh Eko Jalu Santoso, Founder
Motivasi Nurani Indonesia, Penulis Buku "Life Revolution"

Rabu, 01 Desember 2010

Bersiaplah menghadapi kehilangan

Seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya. berjalan tak tentu arah dengan putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya akan sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah tak lama dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tidak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan lagi dengan kondisi ini, dan ia tak yakin bahwa perjalananya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu meneruskan berjalan, tiba tiba ia melihat sebuah koin di jalan. Ia membungkuk dan mengambilnya.
"Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok penyok," gerutunya kecewa. Meskipun begitu, ia membawa koin itu ke sebuah bank. "Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno", ujar teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu 30 dollar.
Begitu senangnya lelaki itu mulai memikirkan apa yang akan dilakukannya dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata bahwa mereka tak punya tempat untuk menyimpan barang-barang. Setelah membeli beberapa lembar kayu dengan harga 30 dollar, ia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan ia melewati bengkel seorang tukang pembuat mebel. Mata pemilik mebel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal.
Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel yang membutuhkan kayu yang kuat. Pembuat menawarkan mebel-mebel seharga 100 dollar yang sudah jadi untuk ditukar dengan kayu yang dibawa lelaki itu. Lelaki itu akhirnya memilih sebuah lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu pulang.
Di tengah perjalanan ia melewati sebuah perumahan baru. Seorang wanita yang tengah mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. SI wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika laki-laki itu tampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian ia mengembalikan gerobak ke si pembuat mebel dan berjalan pulang.
Di gang depan rumahnya ia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang diterimanya. Ia merogoh saku dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu, seorang pencopet keluar dari semak-semak, menodongkan pisau di perutnya, kemudian merampas uang itu dan kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi? Engkau baik baik saja, tidak luka kan? Apa yang diambil oleh penodong tadi?"
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi."
Moral dari cerita ini :
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan
Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanya titipan Tuhan. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?
(Erabaru.or.id) -

Kangen kamu...!!!

Ini adalah wadah dimana Alumni Teknik Kimia Unsyiah mengungkapkan ide dan kreasinya untuk membuat yg terbaik buat semuanya...
Kapan ya kita semua bisa berkumpul lagi...berbagi cerita tentang masa lalu dan saling bertukar pikiran demi menuju orang pinggiran yg lebih maju serta sukses selalu dalam segala hal.